Kamis, 31 Desember 2009

GUSDUR - GURU BANGSA - WAFAT


Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun

telah meninggal dunia KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia pada hari Rabu 30 Desember 2009 Pukul 18.45 WIB di RSCM Jakarta.

Jenasah almarhum disemayamkan dirumah duka, di kawasan Ciganjur Jakarta Selatan. kemudian, pada hari kamis 31 Desember 2009 diterbangkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma menuju Jombang (dengan pesawat hercules) untuk dimakamkan.

Makam Gusdur bersebelahan dengan KH. Hasyim Ashari. ANTARA News menyebutkan bahwa tepat pukul 12.15 WIB hari ini, mobil yang membawa jenazah mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memasuki areal Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dan langsung menuju halaman pondok pesantren.jenazah langsung diarahkan menuju kepamakaman. sumber informasi yang lebih tepat menyebutkan bahwa sebelum menuju kepemakaman jenazah gusdur disholatkan terlabih dahulu, bahkan sebanyak 2 (dua) kali, kemudian baru jenazah dibawa ke pemakaman, jenazah yang dibalut dengan bendera merah putih itu selanjutnya dilakukan upacara kenegaraan untuk prosesi pemakamannya.

Gusdur, sebagai presiden ke-4 Republik Indonesia, boleh dikatakan sebagai presiden yang cukup fenomenal, banyak yang bilang kontroversial. saat mulai menulis tulisan ini, penulis mencoba mencari dengan mesin pencarian (google), dengan mengetik gusdur - maka terdapat saran pencarian yang ditemui antara lain: gusdur masuk kristen, gusdur murtad, gusdur mantu, gusdur selingkuh, gusdur dibabtis, gusdur yahudi, gusdur sakit, gusdur meninggal. sekelumit topik pencarian di mesin pencari tersebut menunjukkan bahwa presiden kita yang satu ini memang boleh dikatakan fenomenal.

Pada saat menjabat sebagai Presiden, beliau banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan , diantaranya menutup Departemen Penerangan dan yang cukup membanggakan adalah berdirinya Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (kini Departemen/Kementeriann Kelautan dan Perikanan/DKP). Berdirinya departemen kelautan dan perikanan ini, sangat tepat mengigat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas perairan lebih dari 2/3 wilayahnya. eksistensi DKP selama 9 tahun berdiri telah mengubah wajah kelautan dan perikanan di Indonesia. bahkan departemen ini bertekad menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan.

sebagai pegawai negeri sipil, juga cukup dihargai pada kepemimpinan Gusdur, mengingat kebijakan kenaikan gaji yang cukup signifikan, yang hal ini sepertinya belum pernah dilakukan oleh kepemimpinan presiden yang lainnya.

Namun, Gusdur juga merupakan GURU BANGSA, sulit untuk mencari sosok sekaliber beliau di negeri ini. sebagaimana di lansir KOMPAS cetak (31 des) bahwa: Bagi Indonesia, Gus Dur adalah guru bangsa. Ia bukan hanya tokoh multikulturalisme, tetapi juga pendorong demokrasi di Indonesia. Mengawinkan demokrasi dengan nilai-nilai Islam yang dipelajarinya sejak kecil. Pendapat itu di antaranya diungkapkan Staf Ahli Presiden Daniel Sparringa dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie setelah mengantar jenazah Gus Dur keluar rumah sakit. Daniel kembali mengingat peristiwa tahun 1991 saat ia menyusun disertasi. ”Saya punya rekaman panjang hasil wawancara dengan beliau soal demokratisasi di Indonesia,” tuturnya. Jauh sebelum reformasi digaungkan, Gus Dur telah lebih dahulu memikirkan bagaimana mendorong demokratisasi di Indonesia. Cucu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama itu bahkan menjadi perekat hubungan antarumat beragama. Saat itu, lanjut Daniel, Gus Dur telah memikirkan bagaimana cara merekonstruksi bangsa. Saat menjabat presiden, buah pikiran itu diterjemahkan Gus Dur dengan menyatukan perbedaan agama, suku, dan bangsa di bawah bingkai demokrasi. Ia berhasil meyakinkan bangsa bahwa demokrasi bisa dikembangkan bersama-sama dalam masyarakat yang majemuk. ”Gus Dur membantu saya untuk mengerti negeri ini, pelajaran yang sangat berharga,” kenangnya. Bahkan, Jimly menilai Gus Dur sebagai pahlawan pluralisme dan demokrasi Indonesia. Menurut dia, Gus Dur adalah satu-satunya presiden yang bisa mengarahkan opini publik, bukan larut mengikuti opini publik, seperti dilakukan pemimpin bangsa saat ini. ”Gus Dur itu tidak tunduk kepada massa, tetapi selalu bisa mengarahkan massa. Orang seperti Gus Dur sangat dibutuhkan bangsa ini,” katanya. Totalisme Gus Dur dalam memikirkan nasib bangsa terlihat dari obrolan-obrolannya sebelum meninggal. Beberapa saat sebelum pergi, Gus Dur masih sempat memikirkan masalah bangsa. Ia terus berdiskusi tentang bagaimana masa depan bangsa ke depan. ”Tadi, sekitar jam 17.00 (30 des) saat kami berkumpul di ruangan, beliau masih ngobrol soal bangsa ke depan. Bercerita panjang lebar,” kata Achid Yaqub, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur yang dekat dengan Gus Dur. Gus Dur telah mencurahkan segenap pemikiran, tenaga, dan harapan untuk masa depan bangsa. Terus berpikir bagaimana mengubah bangsa agar menjadi lebih baik. Kini, guru bangsa itu telah pergi. Selamat jalan Gus Dur....

GUSDUR - GURU BANGSA - WAFAT

Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun

telah meninggal dunia KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia pada hari Rabu 30 Desember 2009 Pukul 18.45 WIB di RSCM Jakarta.

Jenasah almarhum disemayamkan dirumah duka, di kawasan Ciganjur Jakarta Selatan. kemudian, pada hari kamis 31 Desember 2009 diterbangkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma menuju Jombang (dengan pesawat hercules) untuk dimakamkan.

Makam Gusdur bersebelahan dengan KH. Hasyim Ashari. ANTARA News menyebutkan bahwa tepat pukul 12.15 WIB hari ini, mobil yang membawa jenazah mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memasuki areal Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dan langsung menuju halaman pondok pesantren.jenazah langsung diarahkan menuju kepamakaman. sumber informasi yang lebih tepat  menyebutkan bahwa sebelum menuju kepemakaman jenazah gusdur disholatkan terlabih dahulu, bahkan sebanyak 2 (dua) kali, kemudian baru jenazah dibawa ke pemakaman, jenazah yang dibalut dengan bendera merah putih itu selanjutnya dilakukan upacara kenegaraan untuk prosesi pemakamannya.

Gusdur, sebagai presiden ke-4 Republik Indonesia, boleh dikatakan sebagai presiden yang cukup fenomenal, banyak yang bilang kontroversial. saat mulai menulis tulisan ini, penulis mencoba mencari dengan mesin pencarian (google), dengan mengetik gusdur - maka terdapat saran pencarian yang ditemui antara lain: gusdur masuk kristen, gusdur murtad, gusdur mantu, gusdur selingkuh, gusdur dibabtis, gusdur yahudi, gusdur sakit, gusdur meninggal. sekelumit topik pencarian di mesin pencari tersebut menunjukkan bahwa presiden kita yang satu ini memang boleh dikatakan fenomenal.

Pada saat menjabat sebagai Presiden, beliau banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan , diantaranya menutup Departemen Penerangan dan yang cukup membanggakan adalah berdirinya Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (kini Departemen/Kementeriann Kelautan dan Perikanan/DKP). Berdirinya departemen kelautan dan perikanan ini, sangat tepat mengigat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas perairan lebih dari 2/3 wilayahnya. eksistensi DKP selama 9 tahun berdiri telah mengubah wajah kelautan dan perikanan di Indonesia. bahkan departemen ini bertekad menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan.

sebagai pegawai negeri sipil, juga cukup dihargai pada kepemimpinan Gusdur, mengingat kebijakan kenaikan gaji yang cukup signifikan, yang hal ini sepertinya belum pernah dilakukan oleh kepemimpinan presiden yang lainnya.

Namun, Gusdur juga merupakan GURU BANGSA, sulit untuk mencari sosok sekaliber beliau di negeri ini. sebagaimana di lansir KOMPAS cetak (31 des) bahwa: Bagi Indonesia, Gus Dur adalah guru bangsa. Ia bukan hanya tokoh multikulturalisme, tetapi juga pendorong demokrasi di Indonesia. Mengawinkan demokrasi dengan nilai-nilai Islam yang dipelajarinya sejak kecil. Pendapat itu di antaranya diungkapkan Staf Ahli Presiden Daniel Sparringa dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie setelah mengantar jenazah Gus Dur keluar rumah sakit. Daniel kembali mengingat peristiwa tahun 1991 saat ia menyusun disertasi. ”Saya punya rekaman panjang hasil wawancara dengan beliau soal demokratisasi di Indonesia,” tuturnya. Jauh sebelum reformasi digaungkan, Gus Dur telah lebih dahulu memikirkan bagaimana mendorong demokratisasi di Indonesia. Cucu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama itu bahkan menjadi perekat hubungan antarumat beragama. Saat itu, lanjut Daniel, Gus Dur telah memikirkan bagaimana cara merekonstruksi bangsa. Saat menjabat presiden, buah pikiran itu diterjemahkan Gus Dur dengan menyatukan perbedaan agama, suku, dan bangsa di bawah bingkai demokrasi. Ia berhasil meyakinkan bangsa bahwa demokrasi bisa dikembangkan bersama-sama dalam masyarakat yang majemuk. ”Gus Dur membantu saya untuk mengerti negeri ini, pelajaran yang sangat berharga,” kenangnya. Bahkan, Jimly menilai Gus Dur sebagai pahlawan pluralisme dan demokrasi Indonesia. Menurut dia, Gus Dur adalah satu-satunya presiden yang bisa mengarahkan opini publik, bukan larut mengikuti opini publik, seperti dilakukan pemimpin bangsa saat ini. ”Gus Dur itu tidak tunduk kepada massa, tetapi selalu bisa mengarahkan massa. Orang seperti Gus Dur sangat dibutuhkan bangsa ini,” katanya. Totalisme Gus Dur dalam memikirkan nasib bangsa terlihat dari obrolan-obrolannya sebelum meninggal. Beberapa saat sebelum pergi, Gus Dur masih sempat memikirkan masalah bangsa. Ia terus berdiskusi tentang bagaimana masa depan bangsa ke depan. ”Tadi, sekitar jam 17.00 (30 des) saat kami berkumpul di ruangan, beliau masih ngobrol soal bangsa ke depan. Bercerita panjang lebar,” kata Achid Yaqub, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur yang dekat dengan Gus Dur. Gus Dur telah mencurahkan segenap pemikiran, tenaga, dan harapan untuk masa depan bangsa. Terus berpikir bagaimana mengubah bangsa agar menjadi lebih baik. Kini, guru bangsa itu telah pergi. Selamat jalan Gus Dur....

 

GUSDUR - GURU BANGSA - WAFAT

Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun

telah meninggal dunia KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia pada hari Rabu 30 Desember 2009 Pukul 18.45 WIB di RSCM Jakarta.

Jenasah almarhum disemayamkan dirumah duka, di kawasan Ciganjur Jakarta Selatan. kemudian, pada hari kamis 31 Desember 2009 diterbangkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma menuju Jombang (dengan pesawat hercules) untuk dimakamkan.

Makam Gusdur bersebelahan dengan KH. Hasyim Ashari. ANTARA News menyebutkan bahwa tepat pukul 12.15 WIB hari ini, mobil yang membawa jenazah mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memasuki areal Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dan langsung menuju halaman pondok pesantren.jenazah langsung diarahkan menuju kepamakaman. sumber informasi yang lebih tepat  menyebutkan bahwa sebelum menuju kepemakaman jenazah gusdur disholatkan terlabih dahulu, bahkan sebanyak 2 (dua) kali, kemudian baru jenazah dibawa ke pemakaman, jenazah yang dibalut dengan bendera merah putih itu selanjutnya dilakukan upacara kenegaraan untuk prosesi pemakamannya.

Gusdur, sebagai presiden ke-4 Republik Indonesia, boleh dikatakan sebagai presiden yang cukup fenomenal, banyak yang bilang kontroversial. saat mulai menulis tulisan ini, penulis mencoba mencari dengan mesin pencarian (google), dengan mengetik gusdur - maka terdapat saran pencarian yang ditemui antara lain: gusdur masuk kristen, gusdur murtad, gusdur mantu, gusdur selingkuh, gusdur dibabtis, gusdur yahudi, gusdur sakit, gusdur meninggal. sekelumit topik pencarian di mesin pencari tersebut menunjukkan bahwa presiden kita yang satu ini memang boleh dikatakan fenomenal.

Pada saat menjabat sebagai Presiden, beliau banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan , diantaranya menutup Departemen Penerangan dan yang cukup membanggakan adalah berdirinya Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (kini Departemen/Kementeriann Kelautan dan Perikanan/DKP). Berdirinya departemen kelautan dan perikanan ini, sangat tepat mengigat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas perairan lebih dari 2/3 wilayahnya. eksistensi DKP selama 9 tahun berdiri telah mengubah wajah kelautan dan perikanan di Indonesia. bahkan departemen ini bertekad menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan.

sebagai pegawai negeri sipil, juga cukup dihargai pada kepemimpinan Gusdur, mengingat kebijakan kenaikan gaji yang cukup signifikan, yang hal ini sepertinya belum pernah dilakukan oleh kepemimpinan presiden yang lainnya.

Namun, Gusdur juga merupakan GURU BANGSA, sulit untuk mencari sosok sekaliber beliau di negeri ini. sebagaimana di lansir KOMPAS cetak (31 des) bahwa: Bagi Indonesia, Gus Dur adalah guru bangsa. Ia bukan hanya tokoh multikulturalisme, tetapi juga pendorong demokrasi di Indonesia. Mengawinkan demokrasi dengan nilai-nilai Islam yang dipelajarinya sejak kecil. Pendapat itu di antaranya diungkapkan Staf Ahli Presiden Daniel Sparringa dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie setelah mengantar jenazah Gus Dur keluar rumah sakit. Daniel kembali mengingat peristiwa tahun 1991 saat ia menyusun disertasi. ”Saya punya rekaman panjang hasil wawancara dengan beliau soal demokratisasi di Indonesia,” tuturnya. Jauh sebelum reformasi digaungkan, Gus Dur telah lebih dahulu memikirkan bagaimana mendorong demokratisasi di Indonesia. Cucu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama itu bahkan menjadi perekat hubungan antarumat beragama. Saat itu, lanjut Daniel, Gus Dur telah memikirkan bagaimana cara merekonstruksi bangsa. Saat menjabat presiden, buah pikiran itu diterjemahkan Gus Dur dengan menyatukan perbedaan agama, suku, dan bangsa di bawah bingkai demokrasi. Ia berhasil meyakinkan bangsa bahwa demokrasi bisa dikembangkan bersama-sama dalam masyarakat yang majemuk. ”Gus Dur membantu saya untuk mengerti negeri ini, pelajaran yang sangat berharga,” kenangnya. Bahkan, Jimly menilai Gus Dur sebagai pahlawan pluralisme dan demokrasi Indonesia. Menurut dia, Gus Dur adalah satu-satunya presiden yang bisa mengarahkan opini publik, bukan larut mengikuti opini publik, seperti dilakukan pemimpin bangsa saat ini. ”Gus Dur itu tidak tunduk kepada massa, tetapi selalu bisa mengarahkan massa. Orang seperti Gus Dur sangat dibutuhkan bangsa ini,” katanya. Totalisme Gus Dur dalam memikirkan nasib bangsa terlihat dari obrolan-obrolannya sebelum meninggal. Beberapa saat sebelum pergi, Gus Dur masih sempat memikirkan masalah bangsa. Ia terus berdiskusi tentang bagaimana masa depan bangsa ke depan. ”Tadi, sekitar jam 17.00 (30 des) saat kami berkumpul di ruangan, beliau masih ngobrol soal bangsa ke depan. Bercerita panjang lebar,” kata Achid Yaqub, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur yang dekat dengan Gus Dur. Gus Dur telah mencurahkan segenap pemikiran, tenaga, dan harapan untuk masa depan bangsa. Terus berpikir bagaimana mengubah bangsa agar menjadi lebih baik. Kini, guru bangsa itu telah pergi. Selamat jalan Gus Dur....

 

Selasa, 29 Desember 2009

SI TUKIK...Siap Mengarungi Ganasnya Samudera




...tukik-tukik - selamat berjuang...
syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya
bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa
Jangan Menyerah... (taken from "jangan menyerah" d'masiv)

SI TUKIK...Siap Mengarungi Ganasnya Samudera




...tukik-tukik - selamat berjuang...
syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasaNya
bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa
Jangan Menyerah... (taken from "jangan menyerah" d'masiv)

Rabu, 23 Desember 2009

inisiasi TURTLE CENTER di Taman Pesisir Pantai Penyu PANGUMBAHAN resmi DILUNCURKAN

Penandatanganan Prasasti bergambar penyu oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP), Bapak M. Syamsul Maarif menandai diresmikannya Turtle Center Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park) pada tanggal 22 Desember 2009. Acara Peluncuran ini dihadiri oleh tidak kurang dari 300 peserta yang berasal dari masyarakat sekitar pantai pangumbahan, acara juga dihadiri oleh para pejabat Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kemeterian Kelautan dan Perikanan, beberapa pejabat dari Kemeterian dan Dinas sektor terkait, LSM, serta Wartawan Media Cetak dan Elektronik. Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan Buku Tabungan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan serta kartu tanda anggota Nelayan.

Perhelatan yang digelar di area Pangumbahan Turtle Park tersebut, sebelumnya (21 des'09 malam) didahului dengan acara "turtle watching", yakni melihat prosesi Penyu Bertelor. ehm, ternyata sangat luar biasa. Penyu hijau, yang saat itu mendarat ke pantai pukul 00.00 (22 des) menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk membuat lubang... kemudian meletakkan telornya (+150butir)...menutup lubang...dan kembali ke laut..., (bagi penulis, ini merupakan pengalaman pertama melihat prosesi tersebut secara langsung). Sebelum ke laut, penyu hijau yang telah menyarangkan telornya tersebut diberi TANDA... penandaan (TAGGING) penyu dilakukan oleh Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut (KTNL) (Bapak Agus Dermawan)bersama ahli dari WWF (Bapak M. Halim) disaksikan oleh Direktur Marine Program WWF (Bapak Wawan Ridwan) beserta Wartawan media cetak dan elektronik dan belasan peserta (termasuk penulis). melaui penandaan ini, penyu tersebut akan termonitor pada suatu saat nanti si penyu tersebut kembali ke pantai yang sama untuk mendaratkan kembali terlur-telurnya.


Suasana pagi yang cerah di area Pangumbahan Turtle Park. Deburan ombak bergantian menghempas ke pantai menyambut ratusan tukik yang pagi itu dilepaskan oleh Sekretaris Jenderal DKP, Bupati Sukabumi, Direktur KTNL, Kadis KP Sukabumi dan pejabat-pejabat lainnya beserta peserta yang hadir, ada sekitar 300 tukik yang barusaja menetas dan dilepaskan pada pagi itu...
Kehadiran Sekjen DKP beserta Jajaran Pemda pada acara Launching Turtle Center pagi itu disambut oleh Dengung - Lengser khas Sukabumi. setelah prosesi penyambutan selesai, MC segera cuap-cuap mendandai acara sudah dimulai.


Pada Laporannya, Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut selain menyampaikan rangkaian acara dan jumlah peserta yang hadir, beliau juga menyampaikan pentingnya konservasi penyu di Pantai pangumbahan. Sejak belasan tahun lalu, Pantai Pangumbahan dikenal sebagai lokasi bertelurnya penyu secara alami. Kini Pantai Pangumbahan statusnya telah dicadangkan sebagai Taman Pesisir sesuai dengan SK Bupati no: 523/Kep.639-Dislutkan/2008. Jenis penyu yang banyak terdapat di Pantai Pangumbahan adalah jenis Penyu hijau atau Chelonia mydas dan beberapa laporan menunjukkan adanya peneluran penyu sisik di wilayah tersebut. Ungkap beliau pada laporannya.

Selanjutnya, Bupati Sukabumi (H. Sukmawijaya) dalam sambutannya menekankan pada Langkah-langkah yang telah dan sedang dilakukan dalam pelestarian penyu tidak akan berjalan sesuai harapan apabila tidak mendapat dukungan dan peran serta masyarakat, para pecinta lingkungan, perguruan tinggi, dunia usaha pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan. "Kami menyadari bahwa upaya yang telah dilakukan belum optimal, namun pemerintah pusat (DKP) telah memberikan apresiasi kepada kami berupa “Piagam penghargaan atas komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap pengembangan kawasan konservasi perairan daerah dari Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan pada side event World Ocean Conference (WOC) dan CTI Summit di Manado tanggal 13 Mei 2009, begitu pula pada rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup tingkat Provinsi Jawa Barat pada Bulan November 2009 kami pun dianugerahi penghargaan dari Bapak Gubernur Jawa Barat atas upaya kami dalam pengelolaan kawasan konservasi penyu". lanjut Beliau. Apresiasi tersebut menambah semangat untuk mewujudkan kelestarian penyu dan habitatnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku terlebih lagi bahwa masyarakat Kabupaten Sukabumi menjadikan penyu sebagai lambang pemerintah daerahnya.
Ditinjau dari sisi kewenangan pemerintah daerah yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerntah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota serta peraturan perundangan lainnya, kami bercita-cita mengembangkan kawasan ujunggenteng

pangumbahan menjadi obyek wisata andalan dengan penyu hijau sebagai daya tarik utamanya. Harapan kami ke depan upaya pelestarian penyu tersebut dapat bermanfaat dan berkontribusi terhadap pembangunan Kabupaten Sukabumi, terutama masyarakat sekitarnya memperoleh manfaat ekonomi tak langsung dari upaya pelestarian penyu tersebut. Di akhir sambutannya, beliau berharap, Mudah-mudahan cita-cita kami mendapat restu dan dukungan dari semua pihak terutama dari Departemen Kelautan dan Perikanan yang menjadikan kawasan Pangumbahan sebagai “Turtle Centre Taman Pesisir Pantai Pengumbahan”.



Gubernur Jawa Barat, pada sambutannya yang sampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan mendukung upaya konservasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi, melalui pencadangan Kawasan Konservasi laut daerah serta pengembangan pariwisata berbasis konservasi penyu. Lebih lanjut, disampaikan bahwa di Provinsi Jawa Barat terdapat 3 (tiga) lokasi Kawasan Konservasi Perairan (laut) daerah, yaitu di Pulau Biawak-Indramayu, Ciamis, dan Sukabumi. Upaya konservasi penyu serupa yang dilakukan di Sukabumi juga akan dilakukan di Kawasan konservasi Perairan Kabupaten Ciamis, yang juga mempunyai potensi penyu.



Sekjen DKP yang juga sebagai Plt. Dirjen KP3K, mewakili menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan sambutan sebelum secara resmi menandatangani prasasti sebagai simbol dimulainya pengembangan Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park). Beliau menyampaikan permintaan maaf ketidakhadiran Bapak Menteri karena masih dalam perjalanan mengikuti COP 15 di Copenhagen. Dalam sambutannya, Pertama-tama, menyampaikan ucapan terima kasih, dukungan dan penghargaan yang tinggi kepada Bupati Sukabumi beserta jajarannya yang telah membantu mengawali proses inisiasi pencadangan Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir Pangumbahan dengan telah ditetapkannya Surat Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 523/Kep.639-Dislutkan/2008 tanggal 31 Desember 2008 dengan kategori Taman Pesisir. Beliau sangat menghargai dan mendukung komitmen Pemerintah Daerah Sukabumi untuk mengelola pantai Pangumbahan ini sebagai Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park), sehingga terselenggaranya acara ‘Peluncuran Turtle Center’ tersebut.



Lebih lanjut, Kutipan sambutan beliau sebagai berikut: Dengan disahkannya Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan beserta perubahannnya yang tertuang dalam Undang-Undang No. 45 tahun 2009, Undang-undang 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Peraturan Menteri Nomor 02 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan konservasi Perairan, Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai departemen teknis memiliki visi dan misi serta kewenangan di bidang kelautan dan perikanan termasuk didalamnya pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya, maka pengelolaan kawasan konservasi perairan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan perikanan berkelanjutan.
Keanekaragaman hayati laut Indonesia sudah terkenal di dunia sehingga dikenal sebagai mega-biodiversity country, terletak di pusat segi tiga terumbu karang (coral triangle). Oleh karenanya Presiden RI Bapak SBY telah mendeklarasikan Coral Triangle Initiative (CTI) pada konferensi Asean Pacific Economic Conference (APEC) tahun 2007 di Australia.

Deklarasi CTI tersebut menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia.

Sebagai inisiator CTI, Pemerintah Republik Indonesia mengajak negara-negara tetangga yang memiliki kekayaan sumberdaya laut seperti Malaysia, Philipine, Papua New Guinea, Timor Leste, Solomon Islands untuk bahu membahu mengembangkan pemanfaatan laut secara berkelanjutan, sehingga sepatutnyalah kita semua mencurahkan perhatian dan energi untuk pengelolaan pesisir dan laut yang lestari dan bijaksana bagi kesejahteraan masyarakat kita.

Visi Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Penghasil Produk Perikanan dan Kelautan terbesar pada 2015 dengan misi ‘Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan’ perlu kita dukung dengan fokus pada pencapaian tujuannya, salah satunya adalah ‘Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan’,
Pencadangan Kawasan konservasi laut daerah Sukabumi merupakan bagian komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program 10 juta Ha kawasan konservasi laut tahun 2010 yang telah disampaikan pada sambutan tertulis Presiden RI di kesempatan konferensi internasional Convention on Biological Biodiversity di Brazil pada

bulan Maret 2006.

Kawasan konservasi laut daerah ini merupakan bentuk pengelolaan kawasan laut dengan sistem zonasi sehingga sangat terbuka untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan baik untuk penelitian berbagai aspek, pendidikan generasi muda, aktifitas perikanan, pariwisata bahari dan kegiatan lainnya yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis konservasi.



Dengan dideklarasikannya Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan ini, komitmen pengelolaan sumberdaya laut secara berkelanjutan telah terlaksana untuk ditindaklanjuti oleh berbagai sektor terkait sehingga hasilnya diharapkan dapat lebih nyata, khususnya bagi masyarakat pesisir Sukabumi.
Adanya turtle center di kawasan pesisir pantai penyu pangumbahan ini diharapkan dapat menjadi simbol atau icon Kabupaten Sukabumi menjadi lebih dikenal dunia Internasional. Saya himbau agar pemanfaatan turtle center untuk berbagai kegiatan seperti Pusat Penelitian, pelatihan, pendidikan lingkungan, bisnis, pariwisata, pemberdayaan

ekonomi masyarakat, maupun pemanfaatan jasa lingkungan dapat dioptimalkan dengan tidak melupakan fungsi konservasi penyu yang sesungguhnya.

Pengelolaan kawasan konservasi Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan ini, saya harapkan dapat bersinergi dengan program-program lainnya, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) maupun program lainnya sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat pesisir.



Pada akhirnya saya mengajak seluruh jajaran Pemerintah kabupaten Sukabumi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal maupun internasional, para tokoh masyarakat serta para usahawan untuk bekerjasama menyusun perencanaan pengelolaan Taman Pesisir ini secara terpadu, untuk kemudian dikelola secara lestari dan bertanggungjawab.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, maka Turtle Center Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park)

dengan ini saya resmikan.



Demikianlah... resmi sudah TURTLE CENTER diresmikan oleh Bapak Sekjen DKP... sebelum acara berakhir, secara seksama Bupati Sukabumi menjelaskan Maket rencana Pengembangan Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park)... hmm.. akhirnya, penulis berharap semoga turtle center yang dicanangkan, pada akhirnya nanti dapat mencapai tujuannya dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. amiin

Inisiasi 'TURTLE CENTER' di TAMAN PESISIR Pantai PENYU PANGUMBAHAN (PANGUMBAHAN TURTLE PARK) resmi DILUNCURKAN

Penandatanganan Prasasti bergambar penyu oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP), Bapak M. Syamsul Maarif menandai diresmikannya Turtle Center Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park) pada tanggal 22 Desember 2009. Acara Peluncuran ini dihadiri oleh tidak kurang dari 300 peserta yang berasal dari masyarakat sekitar pantai pangumbahan, acara juga dihadiri oleh para pejabat Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kemeterian Kelautan dan Perikanan, beberapa pejabat dari Kemeterian dan Dinas sektor terkait, LSM, serta Wartawan Media Cetak dan Elektronik. Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan Buku Tabungan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan serta kartu tanda anggota Nelayan.

Perhelatan yang digelar di area Pangumbahan Turtle Park tersebut, sebelumnya (21 des'09 malam) didahului dengan acara "turtle watching", yakni melihat prosesi Penyu Bertelor. ehm, ternyata sangat luar biasa. Penyu hijau, yang saat itu mendarat ke pantai pukul 00.00 (22 des) menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk membuat lubang... kemudian meletakkan telornya (+150butir)...menutup lubang...dan kembali ke laut..., (bagi penulis, ini merupakan pengalaman pertama melihat prosesi tersebut secara langsung). Sebelum ke laut, penyu hijau yang telah menyarangkan telornya tersebut diberi TANDA... penandaan (TAGGING) penyu dilakukan oleh Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut (KTNL) (Bapak Agus Dermawan)bersama ahli dari WWF (Bapak M. Halim) disaksikan oleh Direktur Marine Program WWF (Bapak Wawan Ridwan) beserta Wartawan media cetak dan elektronik dan belasan peserta (termasuk penulis). melaui penandaan ini, penyu tersebut akan termonitor pada suatu saat nanti si penyu tersebut kembali ke pantai yang sama untuk mendaratkan kembali terlur-telurnya.

Suasana pagi yang cerah di area Pangumbahan Turtle Park. Deburan ombak bergantian menghempas ke pantai menyambut ratusan tukik yang pagi itu dilepaskan oleh Sekretaris Jenderal DKP, Bupati Sukabumi, Direktur KTNL, Kadis KP Sukabumi dan pejabat-pejabat lainnya beserta peserta yang hadir, ada sekitar 300 tukik yang barusaja menetas dan dilepaskan pada pagi itu...

Kehadiran Sekjen DKP beserta Jajaran Pemda pada acara Launching Turtle Center pagi itu disambut oleh Dengung - Lengser khas Sukabumi. setelah prosesi penyambutan selesai, MC segera cuap-cuap mendandai acara sudah dimulai.

Pada Laporannya, Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut selain menyampaikan rangkaian acara dan jumlah peserta yang hadir, beliau juga menyampaikan pentingnya konservasi penyu di Pantai pangumbahan. Sejak belasan tahun lalu, Pantai Pangumbahan dikenal sebagai lokasi bertelurnya penyu secara alami. Kini Pantai Pangumbahan statusnya telah dicadangkan sebagai Taman Pesisir sesuai dengan SK Bupati no: 523/Kep.639-Dislutkan/2008. Jenis penyu yang banyak terdapat di Pantai Pangumbahan adalah jenis Penyu hijau atau Chelonia mydas dan beberapa laporan menunjukkan adanya peneluran penyu sisik di wilayah tersebut. Ungkap beliau pada laporannya.

Selanjutnya, Bupati Sukabumi (H. Sukmawijaya) dalam sambutannya menekankan pada Langkah-langkah yang telah dan sedang dilakukan dalam pelestarian penyu tidak akan berjalan sesuai harapan apabila tidak mendapat dukungan dan peran serta masyarakat, para pecinta lingkungan, perguruan tinggi, dunia usaha pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan. "Kami menyadari bahwa upaya yang telah dilakukan belum optimal, namun pemerintah pusat (DKP) telah memberikan apresiasi kepada kami berupa “Piagam penghargaan atas komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap pengembangan kawasan konservasi perairan daerah dari Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan pada side event World Ocean Conference (WOC) dan CTI Summit di Manado tanggal 13 Mei 2009, begitu pula pada rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup tingkat Provinsi Jawa Barat pada Bulan November 2009 kami pun dianugerahi penghargaan dari Bapak Gubernur Jawa Barat atas upaya kami dalam pengelolaan kawasan konservasi penyu". lanjut Beliau.  Apresiasi tersebut menambah semangat untuk mewujudkan kelestarian penyu dan habitatnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku terlebih lagi bahwa masyarakat Kabupaten Sukabumi menjadikan penyu sebagai lambang pemerintah daerahnya.

Ditinjau dari sisi kewenangan pemerintah daerah yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerntah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota serta peraturan perundangan lainnya, kami bercita-cita mengembangkan kawasan ujunggenteng

pangumbahan menjadi obyek wisata andalan dengan penyu hijau sebagai daya tarik utamanya. Harapan kami ke depan upaya pelestarian penyu tersebut dapat bermanfaat dan berkontribusi terhadap pembangunan Kabupaten Sukabumi, terutama masyarakat sekitarnya memperoleh manfaat ekonomi tak langsung dari upaya pelestarian penyu tersebut. Di akhir sambutannya, beliau berharap, Mudah-mudahan cita-cita kami mendapat restu dan dukungan dari semua pihak terutama dari Departemen Kelautan dan Perikanan yang menjadikan kawasan Pangumbahan sebagai “Turtle Centre Taman Pesisir Pantai Pengumbahan”.

 

Gubernur Jawa Barat, pada sambutannya yang sampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan mendukung upaya konservasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi, melalui pencadangan Kawasan Konservasi laut daerah serta pengembangan pariwisata berbasis konservasi penyu. Lebih lanjut, disampaikan bahwa di Provinsi Jawa Barat terdapat 3 (tiga) lokasi Kawasan Konservasi Perairan (laut) daerah, yaitu di Pulau Biawak-Indramayu, Ciamis, dan Sukabumi. Upaya konservasi penyu serupa yang dilakukan di Sukabumi juga akan dilakukan di Kawasan konservasi Perairan Kabupaten Ciamis, yang juga mempunyai potensi penyu.

 

Sekjen DKP yang juga sebagai Plt. Dirjen KP3K, mewakili menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan sambutan sebelum secara resmi menandatangani prasasti sebagai simbol dimulainya pengembangan Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park). Beliau menyampaikan permintaan maaf ketidakhadiran Bapak Menteri karena masih dalam perjalanan mengikuti COP 15 di Copenhagen. Dalam sambutannya, Pertama-tama, menyampaikan ucapan terima kasih, dukungan dan penghargaan yang tinggi kepada Bupati Sukabumi beserta jajarannya yang telah membantu mengawali proses inisiasi pencadangan Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir Pangumbahan dengan telah ditetapkannya Surat Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 523/Kep.639-Dislutkan/2008 tanggal 31 Desember 2008 dengan kategori Taman Pesisir.  Beliau sangat menghargai dan mendukung komitmen Pemerintah Daerah Sukabumi untuk mengelola pantai Pangumbahan ini sebagai Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park),  sehingga terselenggaranya acara Peluncuran Turtle Center’ tersebut.

 

Lebih lanjut, Kutipan sambutan beliau sebagai berikut: Dengan disahkannya Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan beserta perubahannnya yang tertuang dalam Undang-Undang No. 45 tahun 2009, Undang-undang 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Peraturan Menteri Nomor 02 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan konservasi Perairan, Departemen Kelautan dan Perikanan  sebagai departemen teknis memiliki visi dan misi serta kewenangan di bidang kelautan dan perikanan  termasuk didalamnya pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya, maka pengelolaan kawasan konservasi perairan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Keanekaragaman hayati laut Indonesia sudah terkenal di dunia sehingga dikenal sebagai mega-biodiversity country, terletak di pusat segi tiga terumbu karang (coral triangle). Oleh karenanya Presiden RI Bapak SBY telah mendeklarasikan Coral Triangle Initiative (CTI) pada konferensi Asean Pacific Economic Conference (APEC) tahun 2007 di Australia.

Deklarasi CTI tersebut menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia.

Sebagai inisiator CTI, Pemerintah Republik Indonesia mengajak negara-negara tetangga yang memiliki kekayaan sumberdaya laut seperti Malaysia, Philipine, Papua New Guinea, Timor Leste, Solomon Islands  untuk bahu membahu mengembangkan pemanfaatan laut secara berkelanjutan, sehingga sepatutnyalah kita semua mencurahkan perhatian dan energi untuk pengelolaan pesisir dan laut yang lestari dan bijaksana bagi kesejahteraan masyarakat kita.

Visi Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Penghasil Produk Perikanan dan Kelautan terbesar pada 2015 dengan misi ‘Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan’ perlu kita dukung dengan fokus pada pencapaian tujuannya, salah satunya adalah ‘Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan’,

Pencadangan Kawasan konservasi laut daerah Sukabumi merupakan bagian komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program 10 juta Ha kawasan konservasi laut tahun 2010 yang telah disampaikan pada sambutan tertulis Presiden RI di kesempatan konferensi internasional Convention on Biological Biodiversity di Brazil pada

bulan Maret 2006.

Kawasan konservasi laut daerah ini merupakan bentuk pengelolaan kawasan laut dengan sistem zonasi sehingga sangat terbuka untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan baik untuk penelitian berbagai aspek, pendidikan generasi muda, aktifitas perikanan, pariwisata bahari dan kegiatan lainnya yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis konservasi.

Dengan dideklarasikannya Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan ini, komitmen pengelolaan sumberdaya laut secara berkelanjutan telah terlaksana  untuk ditindaklanjuti oleh berbagai sektor terkait sehingga hasilnya diharapkan dapat lebih nyata, khususnya bagi masyarakat pesisir Sukabumi.  

Adanya turtle center di kawasan pesisir pantai penyu pangumbahan ini diharapkan dapat menjadi simbol atau icon Kabupaten Sukabumi menjadi lebih dikenal dunia Internasional. Saya himbau  agar pemanfaatan turtle center untuk berbagai kegiatan seperti Pusat Penelitian, pelatihan, pendidikan lingkungan, bisnis, pariwisata, pemberdayaan

ekonomi  masyarakat, maupun pemanfaatan jasa lingkungan dapat dioptimalkan dengan tidak melupakan fungsi konservasi penyu yang sesungguhnya.

Pengelolaan kawasan konservasi Taman Pesisir  Pantai Penyu Pangumbahan ini, saya harapkan dapat bersinergi dengan program-program lainnya, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) maupun program lainnya sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat pesisir.

Pada akhirnya saya mengajak seluruh jajaran Pemerintah kabupaten Sukabumi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal maupun internasional, para tokoh masyarakat serta para usahawan untuk bekerjasama menyusun perencanaan pengelolaan Taman Pesisir ini secara terpadu, untuk kemudian  dikelola secara lestari dan bertanggungjawab.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim,  maka Turtle Center  Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park)

dengan ini saya resmikan. 

 

Demikianlah... resmi sudah TURTLE CENTER diresmikan oleh Bapak Sekjen DKP... sebelum acara berakhir, secara seksama Bupati Sukabumi menjelaskan Maket rencana Pengembangan Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park)... hmm.. akhirnya, penulis berharap semoga turtle center yang dicanangkan, pada akhirnya nanti dapat mencapai tujuannya dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.  amiin

 

 

 

Inisiasi 'TURTLE CENTER' di TAMAN PESISIR Pantai PENYU PANGUMBAHAN (PANGUMBAHAN TURTLE PARK) resmi DILUNCURKAN

Penandatanganan Prasasti bergambar penyu oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP), Bapak M. Syamsul Maarif menandai diresmikannya Turtle Center Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park) pada tanggal 22 Desember 2009. Acara Peluncuran ini dihadiri oleh tidak kurang dari 300 peserta yang berasal dari masyarakat sekitar pantai pangumbahan, acara juga dihadiri oleh para pejabat Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kemeterian Kelautan dan Perikanan, beberapa pejabat dari Kemeterian dan Dinas sektor terkait, LSM, serta Wartawan Media Cetak dan Elektronik. Pada kesempatan tersebut, juga diserahkan Buku Tabungan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan serta kartu tanda anggota Nelayan.

Perhelatan yang digelar di area Pangumbahan Turtle Park tersebut, sebelumnya (21 des'09 malam) didahului dengan acara "turtle watching", yakni melihat prosesi Penyu Bertelor. ehm, ternyata sangat luar biasa. Penyu hijau, yang saat itu mendarat ke pantai pukul 00.00 (22 des) menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk membuat lubang... kemudian meletakkan telornya (+150butir)...menutup lubang...dan kembali ke laut..., (bagi penulis, ini merupakan pengalaman pertama melihat prosesi tersebut secara langsung). Sebelum ke laut, penyu hijau yang telah menyarangkan telornya tersebut diberi TANDA... penandaan (TAGGING) penyu dilakukan oleh Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut (KTNL) (Bapak Agus Dermawan)bersama ahli dari WWF (Bapak M. Halim) disaksikan oleh Direktur Marine Program WWF (Bapak Wawan Ridwan) beserta Wartawan media cetak dan elektronik dan belasan peserta (termasuk penulis). melaui penandaan ini, penyu tersebut akan termonitor pada suatu saat nanti si penyu tersebut kembali ke pantai yang sama untuk mendaratkan kembali terlur-telurnya.

Suasana pagi yang cerah di area Pangumbahan Turtle Park. Deburan ombak bergantian menghempas ke pantai menyambut ratusan tukik yang pagi itu dilepaskan oleh Sekretaris Jenderal DKP, Bupati Sukabumi, Direktur KTNL, Kadis KP Sukabumi dan pejabat-pejabat lainnya beserta peserta yang hadir, ada sekitar 300 tukik yang barusaja menetas dan dilepaskan pada pagi itu...

Kehadiran Sekjen DKP beserta Jajaran Pemda pada acara Launching Turtle Center pagi itu disambut oleh Dengung - Lengser khas Sukabumi. setelah prosesi penyambutan selesai, MC segera cuap-cuap mendandai acara sudah dimulai.

Pada Laporannya, Direktur Konservasi dan Taman Nasional Laut selain menyampaikan rangkaian acara dan jumlah peserta yang hadir, beliau juga menyampaikan pentingnya konservasi penyu di Pantai pangumbahan. Sejak belasan tahun lalu, Pantai Pangumbahan dikenal sebagai lokasi bertelurnya penyu secara alami. Kini Pantai Pangumbahan statusnya telah dicadangkan sebagai Taman Pesisir sesuai dengan SK Bupati no: 523/Kep.639-Dislutkan/2008. Jenis penyu yang banyak terdapat di Pantai Pangumbahan adalah jenis Penyu hijau atau Chelonia mydas dan beberapa laporan menunjukkan adanya peneluran penyu sisik di wilayah tersebut. Ungkap beliau pada laporannya.

Selanjutnya, Bupati Sukabumi (H. Sukmawijaya) dalam sambutannya menekankan pada Langkah-langkah yang telah dan sedang dilakukan dalam pelestarian penyu tidak akan berjalan sesuai harapan apabila tidak mendapat dukungan dan peran serta masyarakat, para pecinta lingkungan, perguruan tinggi, dunia usaha pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan. "Kami menyadari bahwa upaya yang telah dilakukan belum optimal, namun pemerintah pusat (DKP) telah memberikan apresiasi kepada kami berupa “Piagam penghargaan atas komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap pengembangan kawasan konservasi perairan daerah dari Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan pada side event World Ocean Conference (WOC) dan CTI Summit di Manado tanggal 13 Mei 2009, begitu pula pada rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup tingkat Provinsi Jawa Barat pada Bulan November 2009 kami pun dianugerahi penghargaan dari Bapak Gubernur Jawa Barat atas upaya kami dalam pengelolaan kawasan konservasi penyu". lanjut Beliau.  Apresiasi tersebut menambah semangat untuk mewujudkan kelestarian penyu dan habitatnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku terlebih lagi bahwa masyarakat Kabupaten Sukabumi menjadikan penyu sebagai lambang pemerintah daerahnya.

Ditinjau dari sisi kewenangan pemerintah daerah yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerntah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota serta peraturan perundangan lainnya, kami bercita-cita mengembangkan kawasan ujunggenteng

pangumbahan menjadi obyek wisata andalan dengan penyu hijau sebagai daya tarik utamanya. Harapan kami ke depan upaya pelestarian penyu tersebut dapat bermanfaat dan berkontribusi terhadap pembangunan Kabupaten Sukabumi, terutama masyarakat sekitarnya memperoleh manfaat ekonomi tak langsung dari upaya pelestarian penyu tersebut. Di akhir sambutannya, beliau berharap, Mudah-mudahan cita-cita kami mendapat restu dan dukungan dari semua pihak terutama dari Departemen Kelautan dan Perikanan yang menjadikan kawasan Pangumbahan sebagai “Turtle Centre Taman Pesisir Pantai Pengumbahan”.

 

Gubernur Jawa Barat, pada sambutannya yang sampaikan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan mendukung upaya konservasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi, melalui pencadangan Kawasan Konservasi laut daerah serta pengembangan pariwisata berbasis konservasi penyu. Lebih lanjut, disampaikan bahwa di Provinsi Jawa Barat terdapat 3 (tiga) lokasi Kawasan Konservasi Perairan (laut) daerah, yaitu di Pulau Biawak-Indramayu, Ciamis, dan Sukabumi. Upaya konservasi penyu serupa yang dilakukan di Sukabumi juga akan dilakukan di Kawasan konservasi Perairan Kabupaten Ciamis, yang juga mempunyai potensi penyu.

 

Sekjen DKP yang juga sebagai Plt. Dirjen KP3K, mewakili menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan sambutan sebelum secara resmi menandatangani prasasti sebagai simbol dimulainya pengembangan Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park). Beliau menyampaikan permintaan maaf ketidakhadiran Bapak Menteri karena masih dalam perjalanan mengikuti COP 15 di Copenhagen. Dalam sambutannya, Pertama-tama, menyampaikan ucapan terima kasih, dukungan dan penghargaan yang tinggi kepada Bupati Sukabumi beserta jajarannya yang telah membantu mengawali proses inisiasi pencadangan Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir Pangumbahan dengan telah ditetapkannya Surat Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 523/Kep.639-Dislutkan/2008 tanggal 31 Desember 2008 dengan kategori Taman Pesisir.  Beliau sangat menghargai dan mendukung komitmen Pemerintah Daerah Sukabumi untuk mengelola pantai Pangumbahan ini sebagai Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park),  sehingga terselenggaranya acara Peluncuran Turtle Center’ tersebut.

 

Lebih lanjut, Kutipan sambutan beliau sebagai berikut: Dengan disahkannya Undang-Undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan beserta perubahannnya yang tertuang dalam Undang-Undang No. 45 tahun 2009, Undang-undang 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan, Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan Peraturan Menteri Nomor 02 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan konservasi Perairan, Departemen Kelautan dan Perikanan  sebagai departemen teknis memiliki visi dan misi serta kewenangan di bidang kelautan dan perikanan  termasuk didalamnya pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya, maka pengelolaan kawasan konservasi perairan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Keanekaragaman hayati laut Indonesia sudah terkenal di dunia sehingga dikenal sebagai mega-biodiversity country, terletak di pusat segi tiga terumbu karang (coral triangle). Oleh karenanya Presiden RI Bapak SBY telah mendeklarasikan Coral Triangle Initiative (CTI) pada konferensi Asean Pacific Economic Conference (APEC) tahun 2007 di Australia.

Deklarasi CTI tersebut menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia.

Sebagai inisiator CTI, Pemerintah Republik Indonesia mengajak negara-negara tetangga yang memiliki kekayaan sumberdaya laut seperti Malaysia, Philipine, Papua New Guinea, Timor Leste, Solomon Islands  untuk bahu membahu mengembangkan pemanfaatan laut secara berkelanjutan, sehingga sepatutnyalah kita semua mencurahkan perhatian dan energi untuk pengelolaan pesisir dan laut yang lestari dan bijaksana bagi kesejahteraan masyarakat kita.

Visi Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai Penghasil Produk Perikanan dan Kelautan terbesar pada 2015 dengan misi ‘Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan’ perlu kita dukung dengan fokus pada pencapaian tujuannya, salah satunya adalah ‘Mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan’,

Pencadangan Kawasan konservasi laut daerah Sukabumi merupakan bagian komitmen pemerintah daerah dalam mendukung program 10 juta Ha kawasan konservasi laut tahun 2010 yang telah disampaikan pada sambutan tertulis Presiden RI di kesempatan konferensi internasional Convention on Biological Biodiversity di Brazil pada

bulan Maret 2006.

Kawasan konservasi laut daerah ini merupakan bentuk pengelolaan kawasan laut dengan sistem zonasi sehingga sangat terbuka untuk dimanfaatkan secara berkelanjutan baik untuk penelitian berbagai aspek, pendidikan generasi muda, aktifitas perikanan, pariwisata bahari dan kegiatan lainnya yang mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis konservasi.

Dengan dideklarasikannya Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan ini, komitmen pengelolaan sumberdaya laut secara berkelanjutan telah terlaksana  untuk ditindaklanjuti oleh berbagai sektor terkait sehingga hasilnya diharapkan dapat lebih nyata, khususnya bagi masyarakat pesisir Sukabumi.  

Adanya turtle center di kawasan pesisir pantai penyu pangumbahan ini diharapkan dapat menjadi simbol atau icon Kabupaten Sukabumi menjadi lebih dikenal dunia Internasional. Saya himbau  agar pemanfaatan turtle center untuk berbagai kegiatan seperti Pusat Penelitian, pelatihan, pendidikan lingkungan, bisnis, pariwisata, pemberdayaan

ekonomi  masyarakat, maupun pemanfaatan jasa lingkungan dapat dioptimalkan dengan tidak melupakan fungsi konservasi penyu yang sesungguhnya.

Pengelolaan kawasan konservasi Taman Pesisir  Pantai Penyu Pangumbahan ini, saya harapkan dapat bersinergi dengan program-program lainnya, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) maupun program lainnya sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat pesisir.

Pada akhirnya saya mengajak seluruh jajaran Pemerintah kabupaten Sukabumi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal maupun internasional, para tokoh masyarakat serta para usahawan untuk bekerjasama menyusun perencanaan pengelolaan Taman Pesisir ini secara terpadu, untuk kemudian  dikelola secara lestari dan bertanggungjawab.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim,  maka Turtle Center  Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park)

dengan ini saya resmikan. 

 

Demikianlah... resmi sudah TURTLE CENTER diresmikan oleh Bapak Sekjen DKP... sebelum acara berakhir, secara seksama Bupati Sukabumi menjelaskan Maket rencana Pengembangan Turtle Center di Taman Pesisir Pantai Penyu Pangumbahan (Pangumbahan Turtle Park)... hmm.. akhirnya, penulis berharap semoga turtle center yang dicanangkan, pada akhirnya nanti dapat mencapai tujuannya dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.  amiin