Rabu, 25 Agustus 2010

NEW PARADIGM TO ESTABLISH MPAs IN INDONESIA, LESSONS LEARNED FROM COREMAP

NEW PARADIGM TO ESTABLISH MPAs IN INDONESIA, LESSONS LEARNED FROM COREMAP

Presented by:  

Suraji

Assistant for Policy & Sustainable Fisheries - COREMAP II

 

International Symposium on Small Islands and Coral Reefs (ISSIC)

Ambon,   August 2010  

NEW PARADIGM TO ESTABLISH MPAs IN INDONESIA, LESSONS LEARNED FROM COREMAP

NEW PARADIGM TO ESTABLISH MPAs IN INDONESIA, LESSONS LEARNED FROM COREMAP

Presented by:  

Suraji

Assistant for Policy & Sustainable Fisheries - COREMAP II

 

International Symposium on Small Islands and Coral Reefs (ISSIC)

Ambon,   August 2010  

Jumat, 06 Agustus 2010

SAIL BANDA HASILKAN “PERNYATAAN AMBON”

 
 
No. B.94/PDSI/HM.310/VIII/2010

SAIL BANDA HASILKAN “PERNYATAAN AMBON”
    
Hari ini Sail Banda (5/8)  menghasilkan Ambon Statement, sebuah kesepakatan bersama pengelolaan pulau kecil dan terumbu karang dari diskusi dua hari yang diikuti oleh perwakilan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Belanda, Filipina dan Indonesia.  Ambon Statemen disampaikan secara resmi oleh Wakil Gubernur Maluku, S. Assegaff didampingi Plt. Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Dr. Sudirman Saad.

Pernyataan ambon berisikan  7 (tujuh) hal, yaitu: (1) wilayah kepulauan,yang  terdiri dari pulau-pulau kecil dan luas wilayah laut termasuk terumbu karang, memiliki kebijakan, perencanaan dan persyaratan pengembangan yang sangat spesifik, (2) pulau kecil dan wilayah karang memiliki ekosistem yang unik dan merupakan warisan budaya, termasuk sistem tradisional untuk mengelola daratan dan sumberdaya daya laut, (3) pulau Kecil dan terumbu karang sangat rentan terhadap dampak manusia global dan lokal, termasuk perubahan iklim dan ketidakbelanjutan manusia dalam pemanfaatannya, (4) Pemerintah Daerah harus mengakui dan melibatkan praktek masyarakat adat dan menggabungkan kedalam  inisiatif pengelolaan pesisir, (5) Perlunya mengembangkan kemitraan dengan semuastakeholders untuk melakukan rehabilitasi, pemulihan dan pelestarikan ekosistem pesisir dan pulau kecil. Peningkatan  pengetahuan berbasiskan penelitian diperlukan dalam mendukung berkontribusi efektifitas kebijakan, (6) Perlunya mengembangkan dialog internasional antara negara-negara kepulauan dan daratan guna mengidentifikasi dan kemajuan strategi global dalam mengatasi tantangan berbagai tersebut, dan (7). direkomendasikan upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim, terutama peningkatan permukaan air laut, di wilayah pulau kecil. Untuk itu, perlu disusun inisiatif adaptasi dan mitigas yang mendesak, dan upaya nasional dan internasional dalam mengurangi emisi karbon.

Kegiatan simposium pulau kecil dan pengelolaan terumbu karang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Syamsul Ma’arif pada hari rabu (4/8). Dalam kesempatan tersebut, Syamsul menegaskan kembali bahwa perubahan iklim akan berdampak terhadap hilangan keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, program penyelamatan terumbu karang tidak hanya menjadi program nacional, tetapi juga menjadi program Internasional. Simposium ini diikuti oleh 389 peserta dan 89 peserta diantaranya turut serta menyampaikan paparan mengenai pulau kecil dan pengelolaan terumbu karang dalam perspektif nasional dan internasional.
 
 
Jakarta, 5 Agustus 2010    
Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi   
 
 
                       
 
Dr. Soen’an H. Poernomo         
 
 
Narasumber :
  1. Prof, Dr, syamsul Ma’arif, Sekjen (HP.0811119705).
  2. Dr. Sudirman Saad, plt.Dirjen KP3K (0811154389)
  3. Dr. Soen’an H. Poernomo, M. Ed, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi (HP. 08161933911).

SAIL BANDA HASILKAN “PERNYATAAN AMBON”

 
 
No. B.94/PDSI/HM.310/VIII/2010

SAIL BANDA HASILKAN “PERNYATAAN AMBON”
    
Hari ini Sail Banda (5/8)  menghasilkan Ambon Statement, sebuah kesepakatan bersama pengelolaan pulau kecil dan terumbu karang dari diskusi dua hari yang diikuti oleh perwakilan beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Belanda, Filipina dan Indonesia.  Ambon Statemen disampaikan secara resmi oleh Wakil Gubernur Maluku, S. Assegaff didampingi Plt. Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Dr. Sudirman Saad.

Pernyataan ambon berisikan  7 (tujuh) hal, yaitu: (1) wilayah kepulauan,yang  terdiri dari pulau-pulau kecil dan luas wilayah laut termasuk terumbu karang, memiliki kebijakan, perencanaan dan persyaratan pengembangan yang sangat spesifik, (2) pulau kecil dan wilayah karang memiliki ekosistem yang unik dan merupakan warisan budaya, termasuk sistem tradisional untuk mengelola daratan dan sumberdaya daya laut, (3) pulau Kecil dan terumbu karang sangat rentan terhadap dampak manusia global dan lokal, termasuk perubahan iklim dan ketidakbelanjutan manusia dalam pemanfaatannya, (4) Pemerintah Daerah harus mengakui dan melibatkan praktek masyarakat adat dan menggabungkan kedalam  inisiatif pengelolaan pesisir, (5) Perlunya mengembangkan kemitraan dengan semuastakeholders untuk melakukan rehabilitasi, pemulihan dan pelestarikan ekosistem pesisir dan pulau kecil. Peningkatan  pengetahuan berbasiskan penelitian diperlukan dalam mendukung berkontribusi efektifitas kebijakan, (6) Perlunya mengembangkan dialog internasional antara negara-negara kepulauan dan daratan guna mengidentifikasi dan kemajuan strategi global dalam mengatasi tantangan berbagai tersebut, dan (7). direkomendasikan upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim, terutama peningkatan permukaan air laut, di wilayah pulau kecil. Untuk itu, perlu disusun inisiatif adaptasi dan mitigas yang mendesak, dan upaya nasional dan internasional dalam mengurangi emisi karbon.

Kegiatan simposium pulau kecil dan pengelolaan terumbu karang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Syamsul Ma’arif pada hari rabu (4/8). Dalam kesempatan tersebut, Syamsul menegaskan kembali bahwa perubahan iklim akan berdampak terhadap hilangan keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, program penyelamatan terumbu karang tidak hanya menjadi program nacional, tetapi juga menjadi program Internasional. Simposium ini diikuti oleh 389 peserta dan 89 peserta diantaranya turut serta menyampaikan paparan mengenai pulau kecil dan pengelolaan terumbu karang dalam perspektif nasional dan internasional.
 
 
Jakarta, 5 Agustus 2010    
Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi   
 
 
                       
 
Dr. Soen’an H. Poernomo         
 
 
Narasumber :
  1. Prof, Dr, syamsul Ma’arif, Sekjen (HP.0811119705).
  2. Dr. Sudirman Saad, plt.Dirjen KP3K (0811154389)
  3. Dr. Soen’an H. Poernomo, M. Ed, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi (HP. 08161933911).