Jumat, 24 Agustus 2007

Pada Awalnya...

Indonesia merupakan negara maha kaya dengan berlimpah potensi sumberdaya yang teramat bernilai. Hampir 75 % dari seluruh wilayah Indonesia merupakan perairan pesisir dan lautan. Indonesia..... negeri kepulauan, negeri bahari dengan 3,1 kilometer persegi lautan territorial dan archipelago, serta 2,7 juta kilometer persegi zona ekonomi eksklusif (ZEE). Perairan laut Indonesia teramat kaya dan beragam sumberdaya hayati.... jua terumbu karangnya nan elok tempat beragam biota mengerumuni. Luasan terumbu karang Indonesia saat ini adalah 42.000 km2 atau 16,4 persen dari luasan terumbu karang di dunia. Kondisi ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-2 yang memiliki terumbu karang terluas di dunia setelah Australia. Indonesia juga merupakan pusat pertemuan segitiga terumbu karang di dunia “coral triangle” yang merupakan kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dengan lebih dari 70 genera dan 450 spesies.

Sepenggal kisah mengenai kemiskinan masyarakat pesisir dan nelayan indonesia sudah banyak tersiar, termasuk kisah mengenai kerusakan sumberdaya laut..... khususnya terumbu karang,... fakta hasil penelitian pusat penelitian oceanografi LIPI tahun 2006 menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang yang sangat baik hanya tinggal 5,23 %, baik 24,26 %, cukup 37,34 % dan yang kurang baik atau rusak sebesar 33,17 % . kerusakan terumbu karang memang erat kaitannya dengan kelimpahan sumberdaya ikan disekitarnya..... hal ini tentu saja berdampak pada hasil tangkapan ikan nelayan di sekitar pesisir.... kondisi ekonomi mereka yang kurang dari cukup membuat aktivitas mereka hanya disekitar pesisir dengan alat tangkap sederhana. Hal ini membuat lingkaran setan kemiskinan di wilayah pesisir sukar untuk diurai..... namun, cerita... tinggallah cerita...., marilah beranjak pada kenyataan yang ada.... bahwa BAHARI adalah masa depan bangsa.... dan nelayan dann generasinya adalah agen utama penggerak ekonomi bidang kelautan perikanan yang perlu segera disentuh. Program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang diharapkan dapat menjawab tantangan ini. Program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang (COREMAP) yang didesain dalam 3 tahap (inisiasi, akselerasi, institusionalisasi) dengan durasi waktu 15 tahun, saat ini telah memasuki tahap ke-2 (COREMAP II), yaitu akselerasi. Tujuan utama program ini adalah untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.