Rabu, 22 September 2010

Kumpulan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pencadangan dan/atau Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional

1. KEP. 38/MEN/2009 TENTA NG PENCADANGAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL LAUT SA WU DAN
SEKITAR NYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR ........................ 2

2. KEP.63/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN AR U BAGIAN
TENGGARA DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI MALUKU........ 13

3. KEP.64/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN RA JA AMPAT
DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI PAPUA BARAT ................ 21

4. KEP.65/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN WAIGEO SEBELAH
BARAT DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI PAPUA BARAT ...... 29

5. KEP.66/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN KAPOPOSA NG
DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI SULAWESI SELATA N ....... 37

6. KEP.67/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N KONSERVAS I
PERA IRA N NAS IONAL PULAU GILI AYER, GILI MENO, DAN GILI
TRA WANGAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ..................... 45

7. KEP.68/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN PADAIDO
DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI PAPUA ........................... 53

8. KEP.69/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N KONSERVAS I
PERA IRA N NAS IONAL LAUT BANDA DI PROVINSI MALUKU ............ 61

9. KEP.70/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL PULAU PIEH DAN LAUT
DI SEKITAR NYA DI PROVINSI SUMAT ERA BARAT .......................... 69

Kumpulan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pencadangan dan/atau Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional

1. KEP. 38/MEN/2009 TENTA NG PENCADANGAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL LAUT SA WU DAN
SEKITAR NYA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR ........................ 2

2. KEP.63/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN AR U BAGIAN
TENGGARA DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI MALUKU........ 13

3. KEP.64/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN RA JA AMPAT
DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI PAPUA BARAT ................ 21

4. KEP.65/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN WAIGEO SEBELAH
BARAT DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI PAPUA BARAT ...... 29

5. KEP.66/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN KAPOPOSA NG
DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI SULAWESI SELATA N ....... 37

6. KEP.67/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N KONSERVAS I
PERA IRA N NAS IONAL PULAU GILI AYER, GILI MENO, DAN GILI
TRA WANGAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ..................... 45

7. KEP.68/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL KEPULAUAN PADAIDO
DAN LAUT DI SEKITAR NYA DI PROVINSI PAPUA ........................... 53

8. KEP.69/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N KONSERVAS I
PERA IRA N NAS IONAL LAUT BANDA DI PROVINSI MALUKU ............ 61

9. KEP.70/MEN/2009 TENTA NG PENETA PAN KAWASA N
KONSERVAS I PERA IRA N NAS IONAL PULAU PIEH DAN LAUT
DI SEKITAR NYA DI PROVINSI SUMAT ERA BARAT .......................... 69

Jumat, 17 September 2010

Kawasan Konservasi Ujungnegoro Terus Dikembangkan

Kawasan Konservasi Ujungnegoro Terus Dikembangkan

Batang, CyberNews. Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Ujungnegoro, selain dilakukan upaya pelestarian terhadap sumber daya ikan. Pengembangan konservasi taman pesisir itu terus dikembangkan potensinya, seperti halnya eko wisata, penelitian, dan situs sejarah perkembangan agama Islam di Batang.

Demikian disampaikan Kasubdin Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Batang, Retno Dwi Irianto, dihubungi Suara Merdeka Cybernews, Minggu (22/8) siang. Menurutnya, potensi ikan lainnya meliputi sumber daya ikan pelagis dan ikan demersial. Hal itu diupayakan pemanfaatannya dengan menggunakan alat penangkapan sederhana oleh nelayan tradisional.

Sementara, jenis ikan yang biasa tertangkap antara lain ikan kakap, kerapu dan baronang. Pada musim tertentu, terdapat rebon yang oleh masyarakat dapat diolah menjadi terasi. "Selain itu, kawasan karang kretek merupakan satu-satunya ekosistem karang hidup yang masih tersisa. Kawasan ini merupakan zona inti KKLD Ujungnegoro," terang Retno.

Dijelaskan, berdasarkan SK Bupati Batang No 528/283/2005 tanggal 15 Desember 2005 KKLD Ujungnegoro, memiliki luas 6.893, 75 Ha. Hal itu terdiri dari kawasan teretrial 93,75 HA dan perairan laut 6.800 Ha, serta zoona inti dengan luas 9,120 Ha dimana terbagi dalam 2 sub zona. Zona inti tersebut, meliputi sub zona perlindungan terumbu karang kretek dan sub zona situs budaya tradisional.

Disamping itu, lanjut dia, ada pula zona pemanfaatan terbatas dengan luas 133, 780 Ha yang terbagi dalam 3 sub zona. Meliputi, sub zona pariwisata pantai, sub zona perlindungan habitat dan populasi ikan dan sub zona penelitian dan pengembangan budidaya pantai. Sementara zona lainnya, dengan luas 6.750, 850 Ha yang terdiri dari sub zona rehabilitasi mangrove dan zona perikanan tangkap tradisional.

"Maka dari itu untuk melestarikan kawasan konservasi itu, butuh dukungan keamanan kawasan (pokmaswas), agar obyek-obyek yang ada dapat terlindungi," tandasnya.

Sebagai bagian dari pelestarian kawasan konservasi itu,diterapkan larangan dilakukannya penambangan pasir laut, batu dan karang serta menggunakan alat tangkap yang terlarang dan pembatasan lainnya. Karena, KKLD semata-mata diwujudkan sebagai keseimbangan ekosistem di wilayah pesisir.

( Kuswandi /CN12 )

sumber: 

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/08/22/63087/Kawasan-Konservasi-Ujungnegoro-Terus-Dikembangkan

Kawasan Konservasi Ujungnegoro Terus Dikembangkan

Kawasan Konservasi Ujungnegoro Terus Dikembangkan

Batang, CyberNews. Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Ujungnegoro, selain dilakukan upaya pelestarian terhadap sumber daya ikan. Pengembangan konservasi taman pesisir itu terus dikembangkan potensinya, seperti halnya eko wisata, penelitian, dan situs sejarah perkembangan agama Islam di Batang.

Demikian disampaikan Kasubdin Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Batang, Retno Dwi Irianto, dihubungi Suara Merdeka Cybernews, Minggu (22/8) siang. Menurutnya, potensi ikan lainnya meliputi sumber daya ikan pelagis dan ikan demersial. Hal itu diupayakan pemanfaatannya dengan menggunakan alat penangkapan sederhana oleh nelayan tradisional.

Sementara, jenis ikan yang biasa tertangkap antara lain ikan kakap, kerapu dan baronang. Pada musim tertentu, terdapat rebon yang oleh masyarakat dapat diolah menjadi terasi. "Selain itu, kawasan karang kretek merupakan satu-satunya ekosistem karang hidup yang masih tersisa. Kawasan ini merupakan zona inti KKLD Ujungnegoro," terang Retno.

Dijelaskan, berdasarkan SK Bupati Batang No 528/283/2005 tanggal 15 Desember 2005 KKLD Ujungnegoro, memiliki luas 6.893, 75 Ha. Hal itu terdiri dari kawasan teretrial 93,75 HA dan perairan laut 6.800 Ha, serta zoona inti dengan luas 9,120 Ha dimana terbagi dalam 2 sub zona. Zona inti tersebut, meliputi sub zona perlindungan terumbu karang kretek dan sub zona situs budaya tradisional.

Disamping itu, lanjut dia, ada pula zona pemanfaatan terbatas dengan luas 133, 780 Ha yang terbagi dalam 3 sub zona. Meliputi, sub zona pariwisata pantai, sub zona perlindungan habitat dan populasi ikan dan sub zona penelitian dan pengembangan budidaya pantai. Sementara zona lainnya, dengan luas 6.750, 850 Ha yang terdiri dari sub zona rehabilitasi mangrove dan zona perikanan tangkap tradisional.

"Maka dari itu untuk melestarikan kawasan konservasi itu, butuh dukungan keamanan kawasan (pokmaswas), agar obyek-obyek yang ada dapat terlindungi," tandasnya.

Sebagai bagian dari pelestarian kawasan konservasi itu,diterapkan larangan dilakukannya penambangan pasir laut, batu dan karang serta menggunakan alat tangkap yang terlarang dan pembatasan lainnya. Karena, KKLD semata-mata diwujudkan sebagai keseimbangan ekosistem di wilayah pesisir.

( Kuswandi /CN12 )

sumber: 

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/08/22/63087/Kawasan-Konservasi-Ujungnegoro-Terus-Dikembangkan

Rabu, 15 September 2010

Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (Laut) Daerah - Volume I

Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (Laut) Daerah - Volume I

Pengertian konservasi, khususnya konservasi sumberdaya ikan telah dipahami
sebagai upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan,
termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan,
dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai
dan keanekaragaman sumber daya ikan. Nyata bahwa konservasi bukan hanya upaya
perlindungan semata, namun juga secara seimbang melestarikan dan memanfaatkan
secara berkelanjutan sumberdaya ikan yang pada akhirnya berdampak bagi kesejahteraan
masyarakat.
Konservasi sumberdaya ikan mencakup konservasi ekosistem, jenis dan genetik ikan.
Penetapan Kawasan konservasi perairan merupakan salah satu upaya konservasi ekosistem
yang dapat dilakukan terhadap semua tipe ekosistem, yaitu terhadap satu atau beberapa
tipe ekosistem penting untuk dikonservasi berdasarkan kriteria ekologi, sosial budaya
dan ekonomi. Saat ini, tercatat seluas 13,5 juta hektar kawasan konservasi perairan laut di
Indonesia, termasuk Kawasan Konservasi Perairan Laut Daerah (KKLD) yang tersebar di 35
Kabupaten/Kota di Ind onesia, di antaranya 8 (delapan) KKLD/Marine Managemant Area
(MMA) di wilayah Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP II)
yang kami sajikan dalam buku ini.
Buku ini merupakan salah satu rangkaian seri Kebijakan dan Pengembangan Kawasan
Konservasi Perairan yang berisi ulasan singkat potensi kawasan konservasi perairan laut
daerah. Pada Volume-I ini menyajikan profil Kawasan Konservasi Perairan Laut Daerah
Natuna, Batam, Bintan, Lingga, Kepulauan Mentawai, Tapanuli Tengah, Nias dan Nias
Selatan. Kiranya deskripsi singkat yang disajikan dalam buku ini dapat dikenali dan diambil
manfaatnya serta dijadikan sebagai dasar dalam mengelola secara berkelanjutan kawasan
konservasi perairan di daerah.
Akhirnya, kami mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya
buku “Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (laut) Daerah (VOLUME – I)”. Ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu pengumpulan materi, penulisan dan penyelesaian penyusunan
buku ini. Semoga bermanfaat.

Jakarta, 2009
Tim Penyusun

Buku "Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (Laut) Daerah - Volume I" selengkapnya sebagaimana TERLAMPIR 

Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (Laut) Daerah - Volume I

Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (Laut) Daerah - Volume I

Pengertian konservasi, khususnya konservasi sumberdaya ikan telah dipahami
sebagai upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber daya ikan,
termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan,
dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai
dan keanekaragaman sumber daya ikan. Nyata bahwa konservasi bukan hanya upaya
perlindungan semata, namun juga secara seimbang melestarikan dan memanfaatkan
secara berkelanjutan sumberdaya ikan yang pada akhirnya berdampak bagi kesejahteraan
masyarakat.
Konservasi sumberdaya ikan mencakup konservasi ekosistem, jenis dan genetik ikan.
Penetapan Kawasan konservasi perairan merupakan salah satu upaya konservasi ekosistem
yang dapat dilakukan terhadap semua tipe ekosistem, yaitu terhadap satu atau beberapa
tipe ekosistem penting untuk dikonservasi berdasarkan kriteria ekologi, sosial budaya
dan ekonomi. Saat ini, tercatat seluas 13,5 juta hektar kawasan konservasi perairan laut di
Indonesia, termasuk Kawasan Konservasi Perairan Laut Daerah (KKLD) yang tersebar di 35
Kabupaten/Kota di Ind onesia, di antaranya 8 (delapan) KKLD/Marine Managemant Area
(MMA) di wilayah Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP II)
yang kami sajikan dalam buku ini.
Buku ini merupakan salah satu rangkaian seri Kebijakan dan Pengembangan Kawasan
Konservasi Perairan yang berisi ulasan singkat potensi kawasan konservasi perairan laut
daerah. Pada Volume-I ini menyajikan profil Kawasan Konservasi Perairan Laut Daerah
Natuna, Batam, Bintan, Lingga, Kepulauan Mentawai, Tapanuli Tengah, Nias dan Nias
Selatan. Kiranya deskripsi singkat yang disajikan dalam buku ini dapat dikenali dan diambil
manfaatnya serta dijadikan sebagai dasar dalam mengelola secara berkelanjutan kawasan
konservasi perairan di daerah.
Akhirnya, kami mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya
buku “Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (laut) Daerah (VOLUME – I)”. Ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu pengumpulan materi, penulisan dan penyelesaian penyusunan
buku ini. Semoga bermanfaat.

Jakarta, 2009
Tim Penyusun

Buku "Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan (Laut) Daerah - Volume I" selengkapnya sebagaimana TERLAMPIR