Senin, 17 September 2012

KKP DAN PEMDA KARANG ASEM TENGGELAMKAN BANGKAI KAPAL UNTUK WISATA KONSERVASI TERUMBU KARANG DI TULAMBEN

Karang Asem- Bali, 17 September 2012. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutarjo dalam Kunjungannya ke Kabupaten Karang Asem tanggal 17 September 2012 memimpin seremoni penenggelaman Kapal “Prambuan”, milik Ditjen Perhubungan Laut. Kapal buatan 1952, berdimensi panjang 87 meter dan lebar 7 meter tersebut ditenggelamkan pada area sekitar 200 meter dari bibir pantai Desa Kubu, perairan Tulamben. Kegiatan ini disambut meriah oleh Masyarakat, Bupati Karang Asem beserta jajarannya.

Kegiatan ini pada hakikatnya merupakan upaya bersama yang teramat penting dalam melindungi dan melestarikan sumberdaya ikan di Indonesia, termasuk terumbu karang di perairan Tulamben, yang merupakan aset wisata konservasi perairan. Penenggelaman kapal ini, nantinya diharapkan dapat menjadi ruang hidup terumbu karang yang dimasa depan bermanfaat sebagai tumpuan seluruh kehidupan laut, dan juga berpotensi meningkatkan wisata bahari karena bisa memunculkan dive spot baru yang menarik bagi para wisatawan. Dengan demikian, manfaat ekonomi dan konservasi sekaligus dapat diperoleh”, tegas Sharif C. Sutardjo dalam sambutannya.

Sharif menambahkan, berbagai upaya konservasi yang dilakukan bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan sekaligus mensejahterakan masyarakat nelayan dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil lainnya, serta menjadi prime mover pembangunan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini di masa depan.

Konsepsi konservasi yang kita kembangkan, bukan semata-mata hanya untuk melindungi dan melestarikan sumberdaya ikan, namun juga memperhatikan aspek pemanfaatannya secara terkendali untuk menjaga kelestariannya.  Kawasan konservasi, diarahkan dapat mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi baru di wilayah tersebut, antara lain melalui pengembangan pariwisata bahari, yang pada akhirnya diharapkan akan mampu memberikan manfaat ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Sharif menyatakan bahwa Konservasi saat ini telah menjadi fokus penting sebagai harmonisasi kepentingan ekonomi dan kelestarian sumberdaya dalam mendukung perikanan yang berkelanjutan. Upaya ini sekaligus menjadi perwujudan kebijakan Ekonomi Biru yang kita gagas.  Prinsip “Ekonomi Biru” dinilai dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia, yang terdiri dari lebih 70 persen laut dan pesisir. Prinsip ini dapat mendukung pembangunan kelautan dan sumber daya perikanan berkelanjutan, yang mampu mendongkrak  potensi  ekonomi  laut Indonesia yang diperkirakan sekitar 1,2 triliun dolar AS per tahun, atau setara dengan 10 kali APBN negara pada 2012.  Oleh karena itu, ekonomi Biru (Blue Economy) melalui upaya konservasi diyakini dapat mendorong keberlanjutan stok ikan, menjamin ekosistem dan kesehatan lingkungan, serta mendorong pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya laut dan perikanan secara efektif dan berkelanjutan.

Sebagai bentuk nyata komitmen Indonesia terhadap pengelolaan sumber daya ikan, Pemerintah telah menetapkan Kawasan Konservasi Perairan, yang saat ini luasannya telah mencapai 15,78 juta ha dari target  yang telah ditetapkan sebesar 20 juta ha pada 2020. Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak sekedar hanya memperluas kawasan konservasi saja, namun lebih fokus kepada upaya meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi.  

Terkait dengan target ini, Sharif berharap Kabupaten Karangasem dengan segala potensi kelautan dan perikanan yang dimilikinya, termasuk yang ada di wilayah perairan Tulamben, dapat berkontribusi mewujudkan target luas kawasan konservasi perairan Indonesia tersebut, dengan melakukan identifikasi potensi untuk ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi.  Dengan terwujudnya kawasan konservasi perairan yang terkelola secara efektif dan berkelanjutan, di masa depan diharapkan dapat mendorong percepatan industrialisasi perikanan dan kelautan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam rangkaian kunjungan ini Menteri Kelautan dan Perikanan menyampaikan sejumlah bantuan antara lain berupa Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), terdiri dari PUMP Perikanan tangkap sebanyak 25 paket senilai 2,5 Milyar, PUMP Perikanan Budidaya 8 paket senilai 520 juta, dan PUMP P2HP 18 paket senilai 900 juta. Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan juga berkesempatan menyampaikan Bantuan kepada Pemda Karangasem untuk Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat , sebagai upaya nyata membangun Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil untuk kesejahteraan masyarakat Karang Asem.

Sharif berharap bantuan-bantuan tersebut dapat lebih mendorong peningkatan produksi dan nilai tambah dari produk kelautan dan perikanan yang dihasilkan, serta bersinergi dengan upaya konservasi sumberdaya ikan bagi kesejahteraan masyarakat. Sharif juga mengajak seluruh stakeholder di Karang Asem, yakni pemerintah/pemerintah daerah masyarakat, LSM (baik lokal maupun internasional), para tokoh masyarakat, masyarakat adat serta para usahawan untuk bekerjasama sekaligus meningkatkan komitmen untuk melindungi dan melestarikan sumberdaya ikan kita, untuk kemudian dikelola secara lestari dan dimanfaatkan secara bertanggungjawab untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. (kkji

Tidak ada komentar: