Senin, 03 September 2007

Konversi MINYAK TANAH ke GAS ELPIJI dan ANTRIAN MINYAK TANAH

upaya penghematan minyak bumi beserta subsidinya telah dilakukan pemerintah melalui program Konversi Minyak Tanah Ke Gas Elpiji. Penggunaan gas elpiji secara scientific lebih hemat, lebih ramah lingkungan dan diharapkan cadangan minyak dalam bumi tentunya dapat dihemat.... yang lebih penting lagi subsidi pemerintah terhadap minyak tanah dapat dikurangi.... tentusaja pada akhirnya menyelamatkan LINGKUNGAN dan mensejahterakan masyarakat... harapannya....
terus... apa hubungannya dengan antrian minyak tanah?....
bukankan dengan program konversi ini masyarakat diharapkan sudah berpindah menggunakan GAS ELPIJI.... antrian minyak diharapkan sudah menurun dan distributor minyak tanah sudah berpindah ke usaha lain...?... mengapa justru banyak ISU-ISU kegagalan program ini,... a... yang kompornya meladak.... yang nyala apinya nggak bagus lah... a... yang pungutan dan lain sebagainya... sebagian besar nadanya NEGATIF...
dan...
kenyataannya ANTRIAN MINYAK TANAH semakin panjang, justru pada saat program konversi ini dijalankan... TANYA KENAPA?
kenapa ya...
ehm...
gas elpiji memang MURAH.... jika dihitung per-SATUAN harga.... tetapi,.... APAKAH BISA BELI GAS 1 (satu) liter, 1/2 liter, 2 liter atau..... 1000 rupiah gitu....
ehm... kaya'nya kaga bisa gitu dech...
beli GAS musti dengan tabungnya,... atau sesuai tabung kosongnya.... kalau yang standar 12 kg, sekali beli musti Rp. 53.000,- an.... untuk program konversi, pemerintah kelihatannya menyediakan tabung yang beda nih... tabung isi 3 kg... (betul....) kalau tidak salah harganya 15.000,- an (ehm... mahal juga ya...?).. iya sih, tapi jika dihitung dengan harga minyak tanah... (MASIH LEBIH URAH GASnya)... jika dihitung sesama GAS (kayaknya lebih mahal deh... dari 12 kg yang 53 ribu-an.
trus... APANYA yang salah dengan ini?????
sebenarnya tulisan ini hanya memberikan OPINI kenapa program ini cenderung GAGAL......
hal ini karena....
  1. Daya beli masyarakat yang cenderung eceran, yaitu membeli bahan bakar secukupnya, misalnya 1 liter, atau bahkan lebih sedikit. untuk alasan ini, masyarakat lebih memilih MINYAK TANAH, karena cara belinya lebih FLEKSIBEL
  2. masyarakat pada umumnya telah FAMILIER dengan minyak tanah dan kompor minyaknya dibanding penggunaan komporgas dan TABUNGNYA
  3. Sangat berat, jika harus membayar minimal 15 ribu hanya untuk kebutuhan sesaat... (mau goreng pisang atau ngREBUS air).
  4. masyarakat belum terbiasa berinvestasi.... belin di awal bulan untuk masak selama 2 minggu atau sebulan... (masyarakat pengguna minyak tanah maksudnya)

tentunya sedikit alasan ini dapat membuat pemerintah BERPIKIR banyak untuk memahami....

KENAPA MASYARAKAT masih MENGANTRI minyak tanah????

Tidak ada komentar: