Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun
telah meninggal dunia KH. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia pada hari Rabu 30 Desember 2009 Pukul 18.45 WIB di RSCM Jakarta.
Jenasah almarhum disemayamkan dirumah duka, di kawasan Ciganjur Jakarta Selatan. kemudian, pada hari kamis 31 Desember 2009 diterbangkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma menuju Jombang (dengan pesawat hercules) untuk dimakamkan.
Makam Gusdur bersebelahan dengan KH. Hasyim Ashari. ANTARA News menyebutkan bahwa tepat pukul 12.15 WIB hari ini, mobil yang membawa jenazah mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memasuki areal Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, dan langsung menuju halaman pondok pesantren.jenazah langsung diarahkan menuju kepamakaman. sumber informasi yang lebih tepat menyebutkan bahwa sebelum menuju kepemakaman jenazah gusdur disholatkan terlabih dahulu, bahkan sebanyak 2 (dua) kali, kemudian baru jenazah dibawa ke pemakaman, jenazah yang dibalut dengan bendera merah putih itu selanjutnya dilakukan upacara kenegaraan untuk prosesi pemakamannya.
Gusdur, sebagai presiden ke-4 Republik Indonesia, boleh dikatakan sebagai presiden yang cukup fenomenal, banyak yang bilang kontroversial. saat mulai menulis tulisan ini, penulis mencoba mencari dengan mesin pencarian (google), dengan mengetik gusdur - maka terdapat saran pencarian yang ditemui antara lain: gusdur masuk kristen, gusdur murtad, gusdur mantu, gusdur selingkuh, gusdur dibabtis, gusdur yahudi, gusdur sakit, gusdur meninggal. sekelumit topik pencarian di mesin pencari tersebut menunjukkan bahwa presiden kita yang satu ini memang boleh dikatakan fenomenal.
Pada saat menjabat sebagai Presiden, beliau banyak mengeluarkan kebijakan-kebijakan , diantaranya menutup Departemen Penerangan dan yang cukup membanggakan adalah berdirinya Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (kini Departemen/Kementeriann Kelautan dan Perikanan/DKP). Berdirinya departemen kelautan dan perikanan ini, sangat tepat mengigat Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas perairan lebih dari 2/3 wilayahnya. eksistensi DKP selama 9 tahun berdiri telah mengubah wajah kelautan dan perikanan di Indonesia. bahkan departemen ini bertekad menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan.
sebagai pegawai negeri sipil, juga cukup dihargai pada kepemimpinan Gusdur, mengingat kebijakan kenaikan gaji yang cukup signifikan, yang hal ini sepertinya belum pernah dilakukan oleh kepemimpinan presiden yang lainnya.
Namun, Gusdur juga merupakan GURU BANGSA, sulit untuk mencari sosok sekaliber beliau di negeri ini. sebagaimana di lansir KOMPAS cetak (31 des) bahwa: Bagi Indonesia, Gus Dur adalah guru bangsa. Ia bukan hanya tokoh multikulturalisme, tetapi juga pendorong demokrasi di Indonesia. Mengawinkan demokrasi dengan nilai-nilai Islam yang dipelajarinya sejak kecil. Pendapat itu di antaranya diungkapkan Staf Ahli Presiden Daniel Sparringa dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie setelah mengantar jenazah Gus Dur keluar rumah sakit. Daniel kembali mengingat peristiwa tahun 1991 saat ia menyusun disertasi. ”Saya punya rekaman panjang hasil wawancara dengan beliau soal demokratisasi di Indonesia,” tuturnya. Jauh sebelum reformasi digaungkan, Gus Dur telah lebih dahulu memikirkan bagaimana mendorong demokratisasi di Indonesia. Cucu tokoh pendiri Nahdlatul Ulama itu bahkan menjadi perekat hubungan antarumat beragama. Saat itu, lanjut Daniel, Gus Dur telah memikirkan bagaimana cara merekonstruksi bangsa. Saat menjabat presiden, buah pikiran itu diterjemahkan Gus Dur dengan menyatukan perbedaan agama, suku, dan bangsa di bawah bingkai demokrasi. Ia berhasil meyakinkan bangsa bahwa demokrasi bisa dikembangkan bersama-sama dalam masyarakat yang majemuk. ”Gus Dur membantu saya untuk mengerti negeri ini, pelajaran yang sangat berharga,” kenangnya. Bahkan, Jimly menilai Gus Dur sebagai pahlawan pluralisme dan demokrasi Indonesia. Menurut dia, Gus Dur adalah satu-satunya presiden yang bisa mengarahkan opini publik, bukan larut mengikuti opini publik, seperti dilakukan pemimpin bangsa saat ini. ”Gus Dur itu tidak tunduk kepada massa, tetapi selalu bisa mengarahkan massa. Orang seperti Gus Dur sangat dibutuhkan bangsa ini,” katanya. Totalisme Gus Dur dalam memikirkan nasib bangsa terlihat dari obrolan-obrolannya sebelum meninggal. Beberapa saat sebelum pergi, Gus Dur masih sempat memikirkan masalah bangsa. Ia terus berdiskusi tentang bagaimana masa depan bangsa ke depan. ”Tadi, sekitar jam 17.00 (30 des) saat kami berkumpul di ruangan, beliau masih ngobrol soal bangsa ke depan. Bercerita panjang lebar,” kata Achid Yaqub, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur yang dekat dengan Gus Dur. Gus Dur telah mencurahkan segenap pemikiran, tenaga, dan harapan untuk masa depan bangsa. Terus berpikir bagaimana mengubah bangsa agar menjadi lebih baik. Kini, guru bangsa itu telah pergi. Selamat jalan Gus Dur....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar